Sambur HUT RI, Alila Solo Gelar Kemerdekaan Food Festival 2024 - Masyarakat Indonesia memiliki ragam makanan pokok yang berbeda-beda, seperti Tiwul yang menjadi andalan masyarakat Jawa Tengah di masa penjajahan Jepang.
Sebelum kompor gas menjadi alat masak utama, orang Indonesia terbiasa menggunakan kompor sumbu dengan bahan bakar minyak tanah. Bahkan, makanan-makanan yang kini akrab di lidah kita, seperti Bistik, Selat Solo, Ayam Kodok dan Perkedel, sebenarnya merupakan hasil asimilasi budaya dari era kolonial yang masih lestari hingga kini.
Seluruh fakta menarik ini dibahas secara menyenangkan pada momen Kemerdekaan Food Festival yang diselenggarakan di Alila Solo pada 17 Agustus 2024 lalu. Acara ini memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia melalui sebuah pengalaman santap kuliner tanpa batas waktu, menghadirkan beragam hidangan ikonik yang merupakan perpaduan asimilasi budaya dari era kolonial hingga kini, serta sajian tradisional yang menggugah selera.
Selain menyajikan hidangan istimewa, acara ini juga menampilkan sesi bincang-bincang antara Ibu Ninik D. Joesoef dan Ibu Sisca Soewitomo. Ibu Ninik D. Joesoef, yang dikenal sering membimbing tim kuliner Alila Solo melalui sesi berbagi ilmu, berbagi panggung dengan Ibu Sisca Soewitomo, sosok legendaris di dunia kuliner Indonesia yang telah menghiasi layar kaca sejak tahun 90-an. Kemerdekaan Food Festival menjadi momen istimewa di mana dua tokoh ini bertemu untuk berbagi pengetahuan yang kaya akan sejarah dan budaya.
Topik menarik yang dibahas dalam festival ini termasuk bagaimana asimilasi budaya dalam kuliner bisa terjadi dan tetap lestari hingga sekarang. Selain diskusi langsung, para tamu juga diajak menikmati hidangan ikonik yang kaya akan unsur historis, seperti sup merah, wagyu beef rump dengan kuah semur, ikan baramundi dengan bumbu kuning, serta berbagai jajan pasar.
Para tamu juga mendapatkan wawasan tentang cara melestarikan masakan tradisional Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, seperti memberikan presentasi terbaik untuk setiap hidangan yang disajikan dan memanfaatkan bahan-bahan lokal yang mudah didapat.
Melengkapi acara, Ibu Sisca Soewitomo juga mengadakan demo memasak langsung yang diikuti oleh para tamu, dengan perlengkapan yang didukung oleh tim Modena Jawa Tengah. Dalam demo ini, para tamu dapat menyaksikan secara langsung bagaimana asimilasi budaya terjadi di dapur, ketika masakan bercita rasa kolonial dipadukan dengan bumbu-bumbu khas Indonesia.
Tamu pun mendapatkan tips menyajikan hidangan dengan apik, demi melestarikan warisan kuliner Indonesia. Tidak berhenti di situ, para tamu yang sudah berani untuk turut serta memasak bersama Ibu Sisca Soewitomo, mendapatkan door prize langsung dari Tim Modena Jawa Tengah berupa kompor induksi dan panci dari Modena.
Acara semakin meriah dengan pertunjukan dari tim Epice Restaurant Alila Solo, yang memadukan tarian tradisional Indonesia dengan koreografi kontemporer. Melalui Kemerdekaan Food Festival, Alila Solo berhasil menyajikan sebuah acara yang tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga sarat akan ilmu dan budaya yang mendalam.
Anda mungkin suka:Sidowarno, Kampung Wayang yang Mampu Bertahan dan Melintasi Zaman
2 komentar