Data dari Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) pada 2015 bisa menjadi acuan. Indonesia ternyata berada di peringkat kedua dalam daftar negara dengan siswa SMA yang gagal menyelesaikan studinya di dunia. Menurut OECD, jumlahnya mencapai 60 persen dari orang dalam kelompok umur 25 hingga 34 tahun. Posisi Indonesia hanya lebih dari Tiongkok yang memiliki persentase putus sekolah dalam kategori yang sama sebesar 64 persen.
Fakta ini dirasa memprihatinkan oleh keluarga Sukanto Tanoto. Mereka kemudian tergerak untuk menjadikan peningkatan pendidikan sebagai salah satu fokus Tanoto Foundation yang mereka dirikan.
Pengusaha Indonesia, Sukanto Tanoto, dan istrinya, Tinah Bingei Tanoto, memang memiliki impian untuk mengentaskan kemiskinan dari Indonesia. Mereka percaya hal itu dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat dan pemberdayaan keluarga. Selain itu, ada satu faktor penting yang tidak bisa dilupakan, yakni pendidikan. Maka, kegiatan Tanoto Foundation tidak lepas dari menggarap sektor pendidikan.
Bukan berbekal omong kosong, Sukanto Tanoto dan istri pernah mengalami susahnya mengakses pendidikan. Pada masa muda, keduanya tidak bisa menyelesaikan pendidikan formalnya karena harus membantu keluarga. Namun, semua itu tidak membuat mereka menutupi arti penting pendidikan. Sebaliknya justru kondisi tersebut semakin menyadarkan betapa berartinya sebuah proses pembelajaran.
Keluarga Sukanto Tanoto tidak mau orang lain merasakan kesulitan seperti mereka. Hal tersebut diwujudkan dalam dua kegiatan besar dalam dunia pendidikan yang dilakukan oleh Tanoto Foundation.
Pertama ialah pemberian beasiswa Tanoto Foundation. Hal ini diberikan kepada para siswa, mahasiswa, hingga guru. Sampai sekarang tidak kurang 6.700 orang yang sudah menikmati manfaatnya. Bukan hanya dukungan finansial, Tanoto Foundation juga menambah kemampuan penerima beasiswa agar semakin berkualitas dengan memberi berbagai pelatihan. Inilah yang membedakan beasiswa Tanoto Foundation dengan beasiswa di Indonesia lainnya.
“Selain menyediakan beasiswa, ayah saya, Sukanto Tanoto, juga yakin bahwa sangat penting untuk mendukung generasi muda Indonesia menjadi pemimpin-pemimpin yang mampu membawa Indonesia ke era yang lebih baik lagi."
"Salah satu cara adalah memberikan berbagai kesempatan kepada penerima beasiswa atau Tanoto Scholars untuk mengembangkan potensi mereka sehingga mereka tidak saja memiliki nilai akademis yang baik, namun juga tangguh dalam perjalanan hidupnya dan kompetitif,” tegas Anderson Tanoto, Anggota Dewan Pembina Tanoto Foundation.Langkah kedua, ialah peningkatan kualitas pendidikan Sekolah Dasar dan pusat-pusat Pendidikan Anak Usia Dini. Tanoto Foundation telah bermitra dengan 466 sekolah di berbagai provinsi di Indonesia. Sampai saat ini, lebih dari 38.000 siswa dan 4.400 guru telah menjadi penerima bagian dari kegiatan Tanoto Foundation tersebut.
Hal ini dirasa penting karena kualitas pendidikan anak masih rendah. Dalam survei Program for International Student Assesment (PISA), anak-anak Indonesia masih tertinggal dibanding negara-negara lain di dunia.
Program yang diselenggarakan tiga tahunan untuk menguji performa akademis anak-anak sekolah yang berusia 15 tahun, khususnya terkait literasi membaca, matematika, dan sains, menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-64 atau posisi dua terbawah untuk skor matematika di tahun 2012.
2 komentar
Sering dengar tanoto foundation , tapi blm tahu yayasan itu seperti apa