Letusan Gunung Kelud 2014 (source: Facebook) |
Abu letusan gunung Kelud ternyata sampai ke Boyolali dan menyelimuti kota kecil tersebut. Awalnya saya tidak menyadari bahwa gunung Kelud meletus pada malam 13 Februari 2014. Namun setelah membaca status seorang teman yang mendengar suara dentuman dan kaca jendelanya bergetar, saya jadi yakin gunung Kelud meletus.
Sebelumnya gunung ini sudah mengalami kenaikan status beberapa waktu lalu. Letusan gunung Kelud kali ini memang dahsyat, betapa tidak? Boyolali yang jaraknya ratusan kilometer dari gunung Kelud dapat mendengar dentuman letusan dan membuat jendela bergetar. Semoga saudara-saudara kita di Kediri, Blitar, dan Malang diberi keselamatan & kesehatan.
Malam itu saya lembur mempuat laporan KP hingga pukul setengah 2 pagi. Sebelum tidur saya menyempatkan untuk melihat ke arah jendela, ternyata hujan abu tipis dari letusan gunung Kelud telah tiba. Jam 5 pagi saya bangun, dan di luar dugaan! Abu gunung Kelud yang menyelimuti kota Boyolali ini jauh lebih parah dan tebal dibandingkan dengan letusan gunung Merapi!
Pagi itu jarak pansang hanya berkisar antara 5 hingga 10 meter dan hujan abu mulai berkurang ketikan pukul 7 pagi. Berikut ini hasil jepretan di sekitar rumah saya (klik untuk memperbesar).
Pagi hari ini (14 Februari 2014), abu letusan gunung Kelud menyelimuti kota Boyolali dengan ketebalan antara 0,5 hingga 1 cm. Jarak pandang mata pagi itu sangat pendek dan jalanan menjadi licin.
Saat saya keluar rumah pertama kali, hujan abu dari letusan gunung Kelud masih berlangung cukup deras. Saya keluar tanpa perlengkapan atau pelindung apapun, hasilnya? Rambut dan baju saya jadi putih menampung abu dan mata terasa amat pedih. Langsung deh masuk ambil topi+kaca mata
Langit pagi itu gelap, mirip mendung tetapi berwarna agak kekuning-kuningan. Jelas, saat itu abu letusan gunung Kelud masih beterbangan di angkasa. Kucing saya tampaknya juga mengerti bahwa abu vulkanik tidak baik untuk kesehatan, makanya dia berteduh di bawah payung yang barusan saya pakai
Genteng, pagar, tembok, dan lainnya semua berwarna putih tertutup debu abu letusan gunung Kelud yang cukup tebal. Apesnya lagi, sampai tulisan ini dibuat, hujan belum turun…
Seberapa tebal sih abu letusan gunung Kelud yang menyelimuti Boyolali? Cek aja foto di atas, cukup untuk membuat mata pedih dan sesak nafas.
Kebetulan, rumah saya di pinggir ring road Boyolali yang dilewati bus-bus dan truk jurusan Solo-Semarang. Alhasil setiap mereka lewat, abu yang ada di sekitar jalan terbang bebas dan sukses membuat halam rumah saya makin tertutup debu.
Motor Bapak saya seperti habis dipakai buat rally Paris-Dakkar atau habis nyemplung ke sawah… kotornya…. Saat hujan abu turun dengan derasnya, Bapak saya nekat berangkat mengajar ke sekolah. Sampai di sana, sekolah diliburkan .
Anda mungkin suka:Menikmati Nasi Bungkus Jepang Gohan-Ku Jimbaran Bali, Enak Nggak?
14 komentar
Sekarang udah berkurang mbak, udah beberapa kali hujan :D
Katanya abu vulkanik juga bagus ya. Pupuk alami yang paling bermutu..
Iya mas, katanya bisa menyuburkan tanah :D
merinding aku lho bro Saat baca ttg kelud ini, ternyata abunya sampai jg di kampungku sana bro, blom tahu sih seberapa tebalnya
btw, halaman rumahmu besar jg ya bro byk pohon pisangnya lagi keren
Halamanq sebener e sempit kok mbak :D